Sabtu, Maret 23, 2024
Fisika

Contoh soal hukum Ohm dan pembahasannya

Artikel ini membahas tentang contoh soal hukum Ohm dan pembahasannya. Lalu apa itu hukum Ohm?. Arus listrik mengalir karena adanya beda potensial. Hubungan antara beda potensial dan arus listrik pertama kali diselidiki oleh George Simon Ohm (1787 – 1854). Beda potensial listrik disebut juga tegangan listrik.

Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa arus listrik sebanding dengan beda potensial. Semakin besar beda potensial listrik yang diberikan maka semakin besar arus listrik yang dihasilkan. Demikian juga sebaliknya, semakin kecil beda potensial yang diberikan maka semakin kecil arus listrik yang dihasilkan.

Ohm mendefinisikan bahwa hasil perbandingan antara beda potensial/tegangan listrik dan arus listrik disebut hambatan listrik. Secara matematis ditulis sebagai berikut.

R =
V
i

atau
V = i . R
Keterangan:
V = tegangan listrik (Volt), i = kuat arus listrik (A) dan R = hambatan (Ohm)

Dan dikenal sebagai hukum Ohm. Atas jasa-jasanya, nama Ohm kemudian dijadikan sebagai satuan hambatan, disimbolkan Ω.

Contoh soal hukum Ohm

Contoh soal 1

Alat pemanas listrik memakai 5 A apabila dihubungkan dengan sumber 110 V. Hambatannya adalah … (dalam ohm)
A. 0,05
B. 5
C. 22
D. 110
E. 550

Pembahasan

Diketahui:

  • i = 5 A
  • V = 110 V

Dengan menggunakan hukum Ohm diperoleh nilai hambatan sebagai berikut.

V = i . R
R =
V
i

R =
110 V
5 A
= 22 ohm

Soal ini jawabannya C.


Contoh soal 2

Seutas kawat dengan panjang 8 m, luas penampang 0,5 m2 serta hambatan jenis 2,5 Ωm. Jika kawat dialiri arus listrik hingga ujung-ujungnya mempunyai beda potensial 8 volt, maka kuat arus listrik yang melalui penghantar tersebut adalah …
A. 0,2 A
B. 0,02 A
C. 0,002 A
D. 2 A
E. 20 A

Pembahasan

Diketahui:

  • L = 8 m
  • A = 0,5 m2
  • ρ = 2,5 Ωm

Hitung terlebih dahulu nilai hambatan (R) dengan rumus dibawah ini.

R = ρ
L
A

R = 2,5 Ωm
8 m
0,5 m2
= 40 Ω

Dengan menggunakan hukum Ohm diperoleh arus sebagai berikut.

V = i . R
i =
V
R

i =
8 V
40 Ω
= 0,2 A

Soal ini jawabannya A.


Contoh soal 3

Titik A dan B diberi beda potensial listrik tertentu. Pada saat titik A dan B dihubungkan dengan penghantar yang berhambatan 15 ohm arus listrik yang mengalir 20 mA. Dengan demikian jika titik A dan B dihubungkan dengan penghantar yang berhambatan 10 ohm arus listrik yang mengalir …
A. 15 mA
B. 20 mA
C. 10 mA
D. 30 mA
E. 25 mA

Pembahasan

  • V1 = V2
  • i1 . R1 = i2 . R2
  • 20 mA . 15 ohm = i2 . 10 ohm
  • i2 = 2 . 15 mA = 30 mA

Soal ini jawabannya D.


Contoh soal 4

Perhatikan gambar rangkaian listrik dibawah ini.

Hukum Ohm
Contoh soal hukum ohm nomor 4

Kuat arus listrik yang terukur pada Amperemeter adalah…
A. 0,5 A
B. 1,0 A
C. 1,5 A
D. 3,0 A
E. 4,5 A

Pembahasan / penyelesaian soal

Berdasarkan gambar rangkaian diatas kita ketahui V = 1,5 Volt dan R = 3 ohm, maka untuk menghitung kuat arus pada amperemeter kita gunakan hukum Ohm sebagai berikut:

→ V = i . R
→ i =
V
R

→ i =
1,5 Volt
3 Ohm
= 0,5 A.

Jadi jawaban soal ini adalah A.


Contoh soal 5

Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan antara V dengan i dari suatu percobaan sebuah resistor.

Hukum Ohm
Contoh soal hukum Ohm nomor 5

Besar hambatan resistor adalah…
A. 50 ohm
B. 100 ohm
C. 200 ohm
D. 300 ohm
E. 500 ohm

Pembahasan / penyelesaian soal

Berdasarkan grafik diatas kita ketahui i = 0,01 A dan V = 2 volt, maka untuk menghitung hambatan resistor kita gunakan rumus dibawah ini:

→ R =
V
i

→ R =
2 V
0,01 A
= 200 Ohm.

Jadi soal ini jawabannya C.


Contoh soal 6

Andi akan mengukur besar hambatan sebuah kawat dengan menggunakan rangkaian seperti gambar dibawah ini.

hukum ohm
Contoh soal hukum ohm nomor 6

Besar hambatan kawat tersebut adalah…
A. 2 ohm
B. 5 ohm
C. 10 ohm
D. 12 ohm
E. 15 ohm

Pembahasan / penyelesaian soal

Untuk menjawab soal ini kita tentukan terlebih dahulu besar tegangan dan kuat arus berdasarkan alat ukur diatas.

Batas ukur voltmeter diatas adalah 10 V, batas skala 5 V dan jarum penunjuk = 4, maka besar tegangan kawat sebagai berikut

→ v =
Batas ukur
Batas skala
x angka jarum penunjuk
→ v =
10 V
5 V
x 4 V = 2 x 4 V = 8 V.

Batas ukur amperemeter = 10 A, batas skala 5 A dan jarum penunjuk = 2 A, maka cara menghitung kuat arus pada kawat sebagai berikut:

→ i =
Batas ukur
Batas skala
x angka jarum penunjuk
→ i =
10 A
5 A
x 2 A = 2 x 2 A = 4 A.

Jadi hambatan kawat sebagai berikut:

→ R =
V
i

→ R =
8 V
4 A
= 2 Ohm.

Jadi hambatan kawat sebesar 2 Ohm. Jawaban soal ini adalah A.


Contoh soal 7

Perhatikan gambar pengukuran dibawah ini.

Hukum ohm
Contoh soal hukum ohm nomor 7

Besar beda potensial pada hambatan 20 Ohm adalah…
A. 6 V
B. 10 V
C. 12 V
D. 15 V
E. 20 V

Pembahasan / penyelesaian soal

Untuk menjawab soal ini kita tentukan terlebih dahulu kuat arus listrik yang terukur pada amperemeter diatas dengan cara seperti nomor 3 diatas yaitu:

→ i =
Batas ukur
Batas skala
x angka jarum penunjuk
→ i =
1 A
50 A
x 30 A = 0,6 A.

Maka beda potensial pada kawat kita hitung dengan menggunakan hukum Ohm dengan hasil sebagai berikut:

→ V = i . R
→ V = 0,6 A . 20 Ohm = 12 Volt.

Jadi soal ini jawabannya C.


Contoh soal 8

Perhatikan grafik (V-i) tegangan – kuat arus sebuah resistor dibawah ini.

Hukum ohm
Contoh soal hukum ohm nomor 8

Jika V = 6 Volt maka kuat arus yang mengalir sebesar …
A. 0,04 A
B. 0,2 A
C. 0,1 A
D. 1 A
E. 2 A

Pembahasan / penyelesaian soal

Cara menjawab soal ini sebagai berikut:

V1
i1
=
V2
i2

3 V
0,02 A
=
6 V
i2

→ i2 =
6 V . 0,02 A
3 V
= 0,04 A.

Jadi soal ini jawabannya A.

You cannot copy content of this page